MENURUT DEWA SASTRA
Teori Pendidikan Secara Umum
Pendidikan
secara umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan
hingga dia mati. Pendidikan dengan pengertian ini meliputi semua
sarana, baik disengaja seperti pendidikan dilingkungan keluarga
(rumah),
dan pendidikan sekolah, atau yang tidak disengaja seperti pendidikan
yang datang kebetulan dari pengaruh lingkungan sosial kemasyarakatan
dalam pergaulan kesehatan atau yang bersifat alamiah dan lain-lain.
Pendidikan dalam pengertian ini, sama dengan pengertian bahwa
kehidupan itu sendiri atau dalam artian sesungguhnya bahwa segala
bentuk hubungan manusia baik di lingkungan keluarga, lingkungan alam
dalam kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran
dengan anggapan bahwa dimulai dari buaian atau sejak terlahir sampai
keliang lahat.
Sedangkan
pengertian pendidikan secara khusus ialah semua media yang dijadikan
dan dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya dan untuk
pembinaan akhlaknya (akhlakul
kharimah),
dan hanya meliputi sarana khusus yang mungkin disusun suatu sistem
bagiannya; ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan sekolah.
Pengertian
di atas sengaja dikemukakan untuk menggambarkan secara umum kepada
kita tentang makna pendidikan, akan tetapi kedua bentuk pengertian di
atas disadari tidaklah cukup mewakili definisi pendidikan, apalagi
sampai membatasi pengertian pendidikan itu sendiri. Kerena pengertian
sebagaimana telah dikemukakan masih kabur dan samar-samar, sehingga
diperlukan pendefinisian yang lebih cermat dan jelas guna menghindari
pencampur adukan antara pengertian pendidikan dan tujuannya. Upaya
pendefinisian sangatlah penting dalam memberikan pengertian yang
jelas dan tegas.
Dikalangan
para pemikir terdapat beberapa pendapat tentang hakikat pendidikan
dan batasan pengertiannya. Dan kesemuanya itu sejalan dengan isi hati
mereka, kesenangannya, kehidupannya dan tujuan hidup ini. Berikut ini
akan dikemukakan beberapa definisi pendidikan menurut para tokoh :
- John Sturt Mill (salah seorang failusuf Bangsa Inggris yang hidup sekitar tahun 1806-1873 M) mengatakan : “Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.”
- Roussenan (salah seorang failusuf Jerman yang hidup di tahun 1776-1823 M) mengatakan : “Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya waktu dewasa.”
- Aristoteles (filosof terbesar dari Yunani 184 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran, sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di dalam diri manusia ada dua kekuatan yaitu pemikiran kemanusiaannya dan syahwat kehewaniyahnya. Pendidikan itu adalah alat yang dapat membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.”
- Ibnul Muqaffa (seorang tokoh Bahasa Arab yang hidup tahun 106-1213 H pengarang kitab Kalilah dan Damimah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani.”
- William Chandler Bagley (salah seorang tokoh pendidikan di Universitas New York, AS) mengatakan : “Pendidikan itu ialah aktivitas yang dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan latihan-latihan (experiment) yang akanmenjadikan setiap tugas (aktivitas) masa depannya, lebih baik dan lebih sempurna. (Badrun Zaman, dkk, 2005)
Mengingat
keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran, maka kelima pendapat yang
telah dikemukakan diharapkan dapat mewakili pendapat-pendapat
lainnya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapatlah dikatakan
bahwa pendidikan itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam
yang berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk membantu anak,
sehingga sedikit demi sedikit, sampai kepada batasan kesempurnaan
maksimal yang dapat dicapai, sehingga dia bahagia dalam kehidupannya.
Sebagai individu dan dalam kehidupan kemasyarakatan (sosial) dan
setiap tindakan yang keluar dari padanya menjadi lebih sempurna,
lebih tepat dan lebih baik bagi masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan dapat pula dikatakan sebagai wujud proses yang dapat
membantu pertumbuhan seluruh unsur kepribadian manusia secara
seimbang ke arah yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar