Mbah Munir, ahli falak
NU tetapkan awal Ramadhan 20 Juli
Saif Al Battar
Jum'at, 20 Nopember 2012 11:58:58
JAKARTA (Arrahmah.com) - Syekh
Mishbachul Munir (70) atau yang akrab dipanggil Mbah Munir, pemimpin
Pondok Pesantren (Ponpes) Marzakul Falakikiyyah Dusun Semali, Desa
Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jateng
menyatakan awal puasa Ramadhan 1433 H jatuh pada Jumat, 20 Juli 2012.
Penetapan hari pertama puasa itu
berdasarkan ilmu falak dan perhitungan yang ada di tiga kitab
penghitungan hari secara Islam. Ketiga kitab itu adalah, Kitab Nurul
Anwar, Rizatul Falakiyyah, dan Minjhajur Rosidin.
"Penetapan ini sudah saya
beritahukan dan dikirim ke PBNU," ungkap Mbah Munir saat ditemui
merdeka.com di Ponpes Marzakul Falakikiyyah, Kamis (19/7/2012).
Mbah Munir sendiri adalah salah satu
unsur ahli ilmu Falak (Lajnah Falakiyyah) yang ditunjuk oleh Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Mbah Munir sudah menekuni ilmu falak
sejak tahun 1960 yang dipelajarinya dari almarhum ayahnya KH Yasin
asal Tegalrejo, Magelang. Setelah itu, Mbah Munir memperdalam ilmu
falak dan thib di Ponpes Azzuhdiah, Kampung Kemaduh Kertosono,
Nganjuk, Jawa Timur selama dua tahun.
Selain itu, menurut pria yang menyebut
dirinya guru besar ilmu falak ini, umur bulan puasa tahun ini adalah
30 hari. Untuk 1 Syawal 1433 H jatuh pada Ahad, 19 Agustus 2012.
Mbah Munir menjelaskan perbedaan
penetapan awal Ramadhan dan Syawal memang sudah terjadi sejak dulu
dan tidak perlu dibesar-besarkan.
"Kalau ada yang menetapkan 21 Juli
ya monggo, silakan saja. Hanya saja, kalau saya menetapkan tetap
tanggal 20 Juli 2012," ujarnya.
"Dua kitab itu menyebutkan, 1
Ramadhan jatuh pada Sabtu (21/7/2012). Masalah itu tergantung pada
keyakinan masing-masing. Yang penting, bisa sama-sama menjaga tali
persaudaraan. Karena semua didasarkan pada ilmu yang bisa
dipertanggungjawabkan," ujar Mbah Munir yang sudah dikenal kaum
Nahdliyin sebagai ahli hisab dan falak ini.
Tahun ini, pendapatnya tentang awal
Ramadhan sama dengan Muhammadiyah yang menurut tafsir dan beberapa
kitab yang menjadi acuan memang sama.
"Ini hanya kebetulan saja sama
dengan Muhammadiyah. Saya sendiri orang NU, tapi soal penetapan 1
Ramadhan, sama dengan Muhammadiyah," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar